1. Tempe Mendoan
Asal Usul:
Asal Usul:
Mendoan mungkin bagi sebagian orang asing ditelinga dengan nama kuliner tradisonal Indonesia ini. Namun, untuk sebagian besar masyarakat yang ada di Pulau Jawa nama makanan kuliner tempe mendoan bukanlah hal yang asing. Kuliner tempe mendoan sering kita temukan bila kita mengunjungi kawasan Jawa Tengah, khususnya di kawasan daerah Banyumas, Cilacap, Purwokerto dan sekitarnya. Makanan ini terbilang sangat unik, terbuat dari tempe yang di iris tipis, lalu dicampurkan dengan adonan bumbu-bumbu yang khas tradisional Indonesia yang di jadikan satu de8ngan tepung terigu, lalu di goreng setengah masak. Sebagai teman makan tempe mendoan ini sering menggunakan sambel kecap manis, yang diberi bawang merah, dan cabe rawit serta sedikit garam sebagai pelengkap. Kuliner tempe mendoan disantap pada saat masih hangat sebagai teman minum teh atau ngopi. Tentu dari para sobat bertanda tanya dalam hati. Mengapa tempe ini di gorengnya setengah matang ? Bila kita melihat dari asal usul kuliner tempe mendoan ini yang berasal dari Banyumas. Kata "Mendoan" yang berasal dari kata "Mendo" itulah yang merupakan bahasa yang berasal dari bahasa Banyumasan yang berarti setengah matang. Jadi tempe ini di goreng hanya setengah matang saja. Kalau digorengnya matang, bukan menjadi tempe mendoan, tapi menjadi tempe goreng atau tempe kemul biasa. He,,he,,, he,,,, Medoan ini bisa anda rasakan dari ujung lidah hingga ke hati, dan nikmati sensasi perpaduan bumbu-bumbu tradisional Indonesia yang khas di setiap kunyahannya. Hm....pasti bikin ketagihan lho.
Sumber: http://www.menitinfo.com/2015/03/asal-usul-makanan-tempe-mendoan.html?m=1
Bahan-bahan:
Cara:
Cara Membuat:
- 1 lontrong tempe (potong jadi 15 iris)
- Tepung beras 100 gr
- Tepung terigu 50 gr
- 1 sendok tepung kanji
- 1 sendok makan ketumbar
- 2 siung bawang putih
- Garam secukupnya
- Daun bawang secukupnya
- Air secukupnya
- Minyak goreng secukupnya
Cara:
- Masukkan tepung beras, tepung terigu, tepung kanji, dan daun muncang ke dalam baskom.
- Uleg ketumbar, bawang putih, dan garam. Kemudian masukkan ke dalam baskom juga.
- Campur semua bahan dengan cara menyiram dengan air, sedikit demi sedikit hingga menjadi agak encer.
- Aduk-aduk terus sampai bumbu merata.Panaskan minyak goreng dengan api sedang.
- Setelah minyak panas, ambil satu per satu irisan tempe, dan celupkan ke dalam adonan tepung sampai merata.
- Lalu yang terakhir, gorenglah tempe yang telah terlapisi tepung sampai matang.
2. Getuk Goreng Sokaraja
Asal Usul:
Getuk goreng ditemukan pada tahun 1918 secara tidak sengaja oleh
bapak Sanpringad, seorang penjual nasi rames keliling di daerah
Sokaraja. Getuk basah adalah salah satu daganganya. Pada saat itu getuk
yang di jual tidak lah laku, sehingga beliau memilik akal agar getuk
tersebut bisa di konsumsi kembali. Kemudian getuk yang tidak habis di
jual itu digorengnya dan dijual kembali. Ternyata getuk goreng ini
sangatlah digemari oleh para pembeli.
Kini getuk goreng bukanlah makanan yang tidak lagi terjual melainkan getuk yang sengaja dijual. Karena banyaknya penggemarnya, getuk goreng kini hadir dalam beberapa macam varian rasa yang menggoda selera. Jika awalnya getuk goreng hanya memiliki rasa original dari gula jawa. Getuk goreng kini memiliki tersaji menjadi beberapa macam varian rasa, dari rasa durian, rasa coklat, rasa nangka, rasa nanas dan lain sebagainya. Dengan banyaknya variasai rasa membuat kita menjadi lebih ketagihan untuk menikmatinya.
Kini getuk goreng bukanlah makanan yang tidak lagi terjual melainkan getuk yang sengaja dijual. Karena banyaknya penggemarnya, getuk goreng kini hadir dalam beberapa macam varian rasa yang menggoda selera. Jika awalnya getuk goreng hanya memiliki rasa original dari gula jawa. Getuk goreng kini memiliki tersaji menjadi beberapa macam varian rasa, dari rasa durian, rasa coklat, rasa nangka, rasa nanas dan lain sebagainya. Dengan banyaknya variasai rasa membuat kita menjadi lebih ketagihan untuk menikmatinya.
Cara Membuat:
Bahan:
- 1 kilo gram singkong
- 250 Gram Gula jawa atau gula merah
- 75 gram tepung beras
- 1 sendok makan terigu
- Secukupnya Garam
- Minyak goreng ( untuk menggoreng )
- Pertama-tama kupas singkong kemudian buang sabutnya , lalu dipotong-potong dan direbus hingga matang .
- Setelah itu iris halus gula jawa lalu tambahkan sedikit air , kemudian rebus hingga gula melumat dan tercampur dengan air .
- Saat panas-panas lumatkan singkong dan beri gula sedikit demi sedikit sampai tercampur dengan rata .
- Letakan getuk singkong di atas nampan kemudian ratakan dengan tebal 2 centi meter kemudian dipotong kotak-kotak dengan ukuran 5x4 centi meter atau menurut selera , lalu sisihkan .
- Selanjutnya campurkan tepung terigu , tepung beras , garam , serta air secukupnya hingga adonan menjadi cukup kental .
- Lalu panaskan minyak lalu celupkan getuk ke dalam adonan terigu sebelum terjadi proses penggorengan .
- Jika sudah dicelukan ke adonan terigu goreng getuk singkong kedalam minyak yang cukup panas hingga warna berubah menjadi kekuning kuningan , angkat dan tiriskan .
- Getuk goreng sokaraja siap dinikmati dengan segelas teh manis hangat atau kopi .
3. Cimplung
Asal Usul
Pada awalnya guyuran hujan membuat gerah seketika berubah dingin, menyantap makanan
pilihan utama penghangat tubuh. Dan entah secara kebetulan atau memang
disengaja sajian singkong rebus hangat tersaji, tanpa pikir panjang
langsung disantap.
Sambil mengunyah obrolan ngalor-ngidul mengiri pesta makanan tradisional. "Enaknya ditumbuk lalu dikasih gula," cetus seorang sahabat. Pernyataan itu langsung disambut "Habis direbus terus digoreng," timpal seorang lagi.
Entah dari mana asalnya, tiba-tiba terlontar kata 'cimplung' kata ini membuat orang-orang bertanya-tanya makanan apa?
Menyebut cimplung ini mengingatkan pada seorang sahabat asal desa Cipete, Kecamatan, Cilongok, Kabupaten Banyumas. Dahulu kala, tepatnya saat saya masih duduk bangku sekolah SMA dan sederajat, sahabat itu, yang kebetulan satu kost sering kali membawakan makanan bernama cimplung sebagai oleh-oleh dari kampung halaman.
Sambil mengunyah obrolan ngalor-ngidul mengiri pesta makanan tradisional. "Enaknya ditumbuk lalu dikasih gula," cetus seorang sahabat. Pernyataan itu langsung disambut "Habis direbus terus digoreng," timpal seorang lagi.
Entah dari mana asalnya, tiba-tiba terlontar kata 'cimplung' kata ini membuat orang-orang bertanya-tanya makanan apa?
Menyebut cimplung ini mengingatkan pada seorang sahabat asal desa Cipete, Kecamatan, Cilongok, Kabupaten Banyumas. Dahulu kala, tepatnya saat saya masih duduk bangku sekolah SMA dan sederajat, sahabat itu, yang kebetulan satu kost sering kali membawakan makanan bernama cimplung sebagai oleh-oleh dari kampung halaman.
Cara Membuat
Bahan:
- Nira (bahan mentah gula merah)
- ketela/singkong, ubi jalar, pisang (pilih salah satu bahan)
Cara:
- Masukan nira dalam kuali yang besar dan dipanasi dengan bara api yang besar (menggunakan kayu, bukan gas LPG) agar panas bisa maksimal
- Biarkan sampai nira benar-benar panas, sampai nira bergejolak karena suhu yang panas, orang banyumas bilang munjuk.
- Jika sudah benar-benar panas, masukan bahan cimplung (ketela, ubi/ pisang), rebus selama 1-2 jam hingga gembyur/ empuk. kemudian angkat
4. Jenang Jaket
Asal Usul:
Makanan khas ini dinamakan “Jenang Jaket”, ternyata nama tersebut
diambil dari kependekan (singkatan) bahan baku utamanya yaitu tepung
beras ketan asli. Memang dalam proses pembuatannya, tepung beras ketan
yang digunakan haruslah yang asli dan berkualitas bagus tanpa adanya
campuran dari tepung beras yang lain apalagi tepung terigu. Dari bahan
ketan asli yang diolah menjadi jenang ini, maka untuk memudahkan diberi
nama “Jenang Jaket”, yang merupakan kepanjangan dari Jenang Ketan Asli
(atau Jenang Asli Ketan? – red).
Cara Membuat:
Bahan- bahan
jenang ketan:
- Tepung beras ketan murni sebanyak 10 kg
- Gula merah super sebanyak 15 kg
- Kelapa sebanyak 30 biji
- Minyak goreng 1 kg
Cara
membuatnya:
- Giling beras hingga halus
- Buat santan dari ampas kelapa, perasan santan kelapa yang pertama dimasak sampai jadi minyak, dan perasan santan yang selanjutnya buat campuran tepung ketan, aduk santan dan tepung sampai merata.
- Setelah santan yang dimasak sudah jadi minyak, masukan gula merah untuk pertama kalinya masukan sekitar 5-6 kg.
- Setelah gula meleleh masukan adukan tepung tersebut, dan aduk sampai adonan menggumpal. Kemudian masukan gula sisanya.
- Aduk terus sampai semuanya tercampur, pastikan kondisi api tetap stabil agar percampuran adonan bisa sempurna. Aduk sampai matang usahakan jangan sering berhenti agar adonan tidak menjadi gosong.
- Semua proses pemasakan dari awal adonan dimasak dengan bahan dengan jumlah tersebut diatas berkisar sekitar 3 / 4 jam, dan untuk mengetahui bahwa jenang sudah masak adalah pada saat jenang sudah dipegang nggak lengket, maka jenang tersebut sudah siap diangkat. Dan cetak sesuai selera.
Asal Usul
Zaman dahulu cenil merupakan makanan alternatif bagi masyarakat pacitan, karena saat itu terjadi kelangkaan bahan baku beras sehingga masyarakat pacitan sehingga masyakat berfikir untuk mengolah sagu menjadi sebuah makanan, saat itu masyarakat behasil membuat sebuah makanan yang di sebut dengan cenil yang artinya menurut masyakat adalah “centil” karena makanan itu berwarna-warni senghingga menggoda para peminat makanan ini.
Dalam proses penyajian makanan cenil ini, biasanya dicampur dengan sari kelapa yang diparut, beberapa pisang yang dipotong kecil, dan lontong ketan yang manis. Sedangkan cara makannya adalah dengan diberi parutan kelapa dengan ditaburi gula pasir, kemudian biasanya untuk menambah nikmatnya menyantap cenil, anda bisa menggunakan tusuk yang dipakai untuk membungkus cenil tersebut.
Cara Membuat
Bahan-bahan:
Zaman dahulu cenil merupakan makanan alternatif bagi masyarakat pacitan, karena saat itu terjadi kelangkaan bahan baku beras sehingga masyarakat pacitan sehingga masyakat berfikir untuk mengolah sagu menjadi sebuah makanan, saat itu masyarakat behasil membuat sebuah makanan yang di sebut dengan cenil yang artinya menurut masyakat adalah “centil” karena makanan itu berwarna-warni senghingga menggoda para peminat makanan ini.
Dalam proses penyajian makanan cenil ini, biasanya dicampur dengan sari kelapa yang diparut, beberapa pisang yang dipotong kecil, dan lontong ketan yang manis. Sedangkan cara makannya adalah dengan diberi parutan kelapa dengan ditaburi gula pasir, kemudian biasanya untuk menambah nikmatnya menyantap cenil, anda bisa menggunakan tusuk yang dipakai untuk membungkus cenil tersebut.
Cara Membuat
Bahan-bahan:
- 150 gram tepung kanji
- 50 ml air mendidih
- 5 sdm air dingin
- Beberapa pewarna alami (merah, kuning, hijau, dsb.)
- 50 gram kelapa parut30 g gula pasir
Cara :
- Campurkan 1 sendok makan tepung kanji dengan 5 sdm air dingin, kemudian aduk hingga rata.
- Tuangkan 50 ml air mendidih pada adonan, kemudian aduk rata.
- Campurkan tepung kanji yang tersisa dalam adonan, campur hingga rata menggunakan tangan bersih sampai adonan kenyal dan dapat dibentuk.
- Bagi adonan menjadi beberapa bagian, lalu campurkan dengan beberapa warna berbeda pada setiap bagian dan aduk sampai rata.
- Ambil sedikit adonan, bentuk menurut selera menggunakan kedua tangan, sampai adonan habis.
- Rebus dalam air mendidih sampai matang dan terapung. Angkat dan sajikan di wadah.
- Sebagai Taburan, parut kelapa parut dan kukus 15 menit. Campur dengan gula pasir kemudian taburkan di atas hidangan cenil.



Tidak ada komentar:
Posting Komentar